Minggu, 25 September 2011

Filum Nematoda


A.    Filum Nematoda
Kata Nematoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu nematos yang  berarti benang atau tambang. Cacing ini berukuran kecil (mm) sampai satu meter atau lebih, telur mikroskopis. [1]
Di antara semua hewan yang paling tersebar luas, cacing gilig (nematoda) ditemukan pada sebagian besar habitat akuatik, di dalam tanah lembap, di dalam jaringan lembap tumbuhan, dan di dalam cairan tubuh dan jaringan hewan. Sekitar 90.000 spesies kelas ini telah diketahui, dan yang sebenarnya ada mungkin mencapai sepuluh kali jumlah tersebut. [2]
Pada Nematoda telah ditemukan otot di sebelah luar selom dan bukan sel-sel epitel. Disini tidak ada silia sama sekali. Nematoda yang hidup mandiri mempunyai mulut yang majemuk dan beberapa alat perasa dan mata. Cacing yang hidup parasit, struktur tubuhnya lebih sederhana. Tubuhnya tertutup oleh kutikula, dan biasanya kedua ujung tubuhnya meruncing. [3] Nematoda memiliki pencernaan yang sempurna. Mereka tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi nutrient diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Otot nematode semuanya longitudinal, dan kontraksinya menghasilkan gerakan mendera.
Reproduksi nematoda umumnya adalah secara seksual. Jenis kelamin umumnya terpisah pada sebagian besar spesies, dan betina umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan jantan. Fertilisasi terjadi secara internal, dan seekor betina dapat meletakan 100.000 atau lebih telur yang dibuahi per hari. Zigot sebagian besar  spesies adalah sel resisten yang mampu bertahan hidup pada lingkungan yang tidak bersahabat.

B.     Karakteristik Nematoda
1)      Bilateral simetris, triploblastik, pseudoselomatik, tidak bersegmen.
2)      Tubuh ramping silindris, ditutupi oleh kutikula yang kuat
3)      Saluran pencernaan lengkap, bentuk lurus (tabunag) dimulai mulut sampai anus.
4)      Tubuh dilengkapi serabut otot longitudinal.
5)       Tidak mempunyai alat respirasi, sirkulasi, dan alat ekskresi sederhgana.
6)      Memiliki cincinsaraf yang mengelilingi esophagus, 6 saraf anteriror, 6 atau lebih saraf posterior.
7)      Jenis kelamin terpisah, jantan lebih kecil dari betina. Gonad bersambungan dengan saluran reproduksi, fertilisasi internal, telur kecil ditutupi oleh kitin. Perkembangan langsung, tidak ada reproduksi aseksual.[4]
C.    Nematoda pada Manusia
a.      Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Klasifikasi Ascaris lumbricoides
Phylum            : Nemathelminthes
Class                : Nematoda
Subclass           : Secernemtea
Ordo                : Ascoridida
Super famili    : Ascoridciidea
Genus              : Ascaris
Species            : Ascaris lumbricoides[5]
Merupakan cacing yang hidup pada usus manusia, didnding tubuhnya tersusun dari kutikula, epidermis dan lapisan otot yang memanjang di mana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali saraf dan ventral yang dihubungkan oleh cincin saraf anterior.
Cacing betina lebih panjang dibandingkan dengan cacing jantan. Di bagian posterior cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. PAnjang cacing betina mencapai 50 cm, rata-rata 27 cm. Panjang cacing jantan 15-32 cm. Warna tubuh dalam keadaan segar kuning, pink.
www. kentsimmons.uwinnipeg.ca.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, pharynk, usus yang panjang dan anus. Alat reproduksi jantan ialah testis yang menyerupai benang berbelit sedangkan pada yang betina sistim reproduksinya bebentuk Y, tiap-tiap cabang dari Y ini terdiri dari ovarium yang menyerupai benang berbelit dan diteruskan ke oviduck dan uterus. Uterus dari 2 cabang bentuk Y itu bersatu menjadi satu saluran pendek yang disebut vagina yang terbuka ke bagian luar melalui lubang uang disebut vulva. Pembuahan terjadi  dalam uterus dan telur keluar melalui vulva.
Cacing dewasa betina dapat menyimpan 27 juta telur dan 200.000 butir telur dikeluarkan setiap hari. Telur dapat bertahan di lingkungan selama bertahun-tahun.
Ascaris lumbricoides menyebabkan ascariasis (diperkirakan 716 juta oarnag terinfeksi, terutama di daerah trofis). Infeksi dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang mengandung telur cacing. Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru-paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut terinfeksi sindroma loffer. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan mendiami usus manusia dan menyerap makan disana, disamping tumbuh dan berkembang biak. Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.(Sumber wisbenbae). Akibat dari Ascaris lumbricoides pada Manusia:
 
                nejm.org                                             medicalera.com                                                medicalera.com

(http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/04/aneh-dalam-perut-bocah-ditemukan-3-kg.html)
Siklus Hidup Ascaris Lubricoides
b.      Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing Ancylostoma sp. Juga dikenal dengan cacing tambang. Cacing dewasa berukuran relatif kecil, berbentuk silinder, kaku, berwarna putih kelabu atau kemerahan tergantung banyaknya darah yang ada didalam saluran pencernaannya. Ujung anterior cacing melengkung kearah dorsal dan celah mulut mengarah ke antero dorsal. Capsul buccalisnya dalam dengan 1-3 pasang gigi pada tepinya dan lancet segitiga ” Trianguler ” atau gigi dorsal yang berada didalamnya. Ancylostoma duodenale merupakan cacing parasit, hidup pada usus manusia. Cacing ini menghisap darah dan cairan jaringan dan mengeluarkan zat antikoagulasi untuk mencegah darah membeku pada saat dihisap. Cacing jantan berukuran 8-10 mm, cacing betina berukuran 10-13mm. Cacing betina mengeluarkan telur sebanyak 10.000-30.000 butir setiap harinya. Cacing dewasa dapat hidup sampai 15 tahun cacing tambang menyebabkan anemia, diare berdarah, malnuterisi (protein). Disebabkan melalui kulit yang kontak dengan tanah yang terkontaminasi larva cacing.
Telur cacing tambang keluar bersamaan denagn feses. Dalam waktu 1-1,5 hari, telur akan menetas menjadi larva, yang disebut larva rhabditiform. Tiga hari kemudaian larva berkembang menjadi larva filariform merupakan larva infektif yang dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam pembuluh darah. Cacing tambang bergerak mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru, tenggorokan, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Didalamn usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah. Setiap ekor cacing A. Duodenale akan menyebabkan manusia kehilangan 0,08-0,34 cc per hari.
 
(crocodilusdaratensis.wordpress.com)
Siklus Hidup Ancylostoma Duodenale
c.       Enterbius vermicularis/Oxyuris vermicularis(cacing keremi)
Klasifikasi Enterobius vermicucularis
Phylum             : Nemathelminthes
Class                : Nematoda
Subclass          : Secernemtea
Ordo                 : Oxyurida
Super famili     : Oxyuroidea
Genus               : Enterobius
Species             : Enterobius vermicularis[6]
Cacing keremi hidup dalam usus besar manusia. Cacing ini bersifat cosmopolitan, banyak menginfeksi manusia terutama pada anak-anak. Dewasa pada apendiks, ketika bertelur akan menuju anus (malam hari) dan menyebabkan ras gatal.
 
Enterbius vermicularis
Ukran cacing betina 8-13 mm, cacing jantan 2-5 mm. Cacing betina mangandung kurang lebih 110.000 butir telur, setelah bertul mati. Penyabaran secara oral melalui makanan, dapat terjadi autoinfeksi atau oleh penderita sendiri. Telur dapat bertahan di lingkungan sampai berminggu-minggu. Cacing ini tidak berbahaya tetapi cukup mengganggu penderitanya. Selain menyebabkan gatal di anus, cacing keremi juga menyebabkan vaginitis dan uretrrtis.
Cacing keremi dapat dilihat denagan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak. Telur maupun cacingnya bisa didapat denagn cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi ahri sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca objek dan diperiksa dengan mikroskop.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Enterobius)
Siklus Hidup Cacing Keremi
d.      Wucheraria brancrofti
Wucheraria brancrofti hidup di dalam saluran limfe inang. Ukuran cacing jantan 40 mm, cacing betina 82 mm. cacing ini menyebabkan elephantiasis (filariasis) atau sering disebut kaki gajah. Elephantiasis ditlarkan melalui gigitan nyamuk culex, anopheles, Aedes. Penyakit ini menginfeksi 120 juta orang di seluruh dunia. Menurut WHO urutan Negara yang terdapat penderiat mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia selatan(India dan Bangladesh), afrika, Pasifik dan Amerika. Akhir-akhir ini banyak terjadi di Negara Thailand dan Indonesia (Asia Tenggara). Kaki gajah atau filariasi bukanlah penyakit mematikan, namun penyakit ini dapat menimbulakan cacat menetap berupa bembasaran kaki, lenagan dan alat kelamin baik permpuan maupun laki-laki. Elephantiasis dapat juga disebabkan oleh Brugia mlayi atau B. timori.
Pada saat dalam bentuk larva dan mikrifilia (cacing kecil), cacing ini berada dalam darah, namun ketika beranjak dewasa merka akan bermigrasi ke pembuluh limfe dan seringkali berdiam diri di limfaondi (kelenjar getah bening). Kegiatan cacing dalam pembuluh limfe ini menyebabkan berbagai reaksi inflamantasi dan sumbatan pembuluh limfe, sumbatan inilah yang menyebabkan akumulasi cairan di tubuh bagian bawah dan skrotum (kantung pelir) sehingga daerah-daerah tersebut seringkali membengkak. [7]
(harmayamd.blogspot.com)
Siklus Hidup Wuchareria brancrofti

(aneh22.blogspot.com)
Penderita Kaki Gajah

e.       Trichuris terichiura ( cacing cambuk)
Klasifikasi Trichuris trichiura
Phylum             : Nemathelminthes 
Clas                 : Nematoda
Subclass           : Adenophorea
Ordo                 : Enoplida
Super family    : Ttichinelloidea
Genus               : Trichuris
Species            : Trichuris trichiura[8]
Cacing Trichiuris trichiura panjangnya sekitar 30-35 mm. Cacing betina bertelur 1000-7000 telur/hari. Trichuris trichiura hidup di usus besar manusia bagian atas. Cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut trikuariasis. Seseorang yang menderita trikuriasis akan mengalami diare, disentri, dan anemia. Sekitar 350 juta orang terinfeksi cacing cambuk. Penyebaran secara oral melalui makanan atau tangan yang terkontaminasi telur cacing.
Infeksi terjadi jika manusia menelan makanan yang mengandung telur parasit yang telah mengeram di dalam tanah selama 2-3 minggu. Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di dalam lapisan usus. Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm. Cacing betina dewasa menghasilkan sekitar 5000 telur/hari dan dibuang melalui tinja.[9]
healthycaus.blogspot.com
slamet1989.blogspot.com
blogsehatnilna.wordpress.com
Cacing Cambuk
(http://en.wikipedia.org/wiki/Trichuriasis)
Siklus Hidup Cacing Cambuk
f.        Trichinella spiralis
Klasifikasi Trichinella spiralis
Phylum            : Nemathelminthes 
Class                : Nematoda
Subclass          : Adenophorea
Ordo                : Enoplida
Super famil      : Ttichinelloidea
Genus              : Trichinella
Species            : Trichinella spiralis[10]
Trichinella spiralis hidup pada usus kecil manusia. Ukuran cacing jantan 1,4-1,6 mm sedangkan cacing betina berukuran 2,8-3-2 mm. Cacing ini menyebabkan trichinosis atau trichinelosis. Penyakit ini banyak terdapat di daerah yang mengkonsumsi daging tidak masak yang mengandung kista Trichinella.
Trichinellosis diperoleh oleh menelan daging yang mengandung kista (larva kista). Setelah paparan asam lambung dan pepsin, larva dilepaskan dari kista dan menginvasi mukosa usus kecil di mana mereka berkembang menjadi cacing dewasa (Betina 2,2 mm, laki-laki 1,2 mm; umur panjang dalam usus kecil: 4 minggu). Setelah 1 minggu, larva betina rilis. yang bermigrasi ke otot lurik di mana mereka encyst. Encystment selesai dalam 4 sampai 5 minggu dan larva kista dapat bertahan hidup selama beberapa tahun Menelan kista larva melanggengkan siklus. Tikus dan binatang pengerat terutama bertanggung jawab untuk menjaga endemisitas infeksi ini. Karnivora / omnivora binatang, seperti babi atau beruang, pakan pada tikus yang terinfeksi atau daging dari hewan lain.. host hewan yang berbeda terlibat dalam siklus kehidupan dari spesies yang berbeda Trichinella. Manusia sengaja terinfeksi ketika makan tidak benar daging olahan dari hewan karnivora (atau makan makanan yang terkontaminasi dengan daging tersebut).[11]
Siklus Hidup Trichinella spiralis

g.      Dracunculus medinesis (cacing Guinea)
Dracunculus medinesis (cacing Guinea) dapat tumbuh mencapai 1 m. Cacing ini Dewasa pada manusia, dengan inang perantara Crustaceae. Larva Dracunculus medinesis berukuran 500 dan 700 micrometers, dapat hidup selama 6 hari pada air bersih dan 2-3 minggu pada air berlumpur. Manusia terinfeksi cacing ini jika meminum air yang mengandung Crustaceae yang etrinfeksi Dracunculus medinesis. Cacing tumbuh dan dewasa di dinding usus. Setelah 1 tahun cacing betina pindah ke permukaan kulit. Cacing guinea (Dracunculus medinensis) telah menyebabkan penderitaan pada manusia selama puluhan ribu tahun. Tugas terberat para pekerja kesehatan kini adalah mengubah perilaku masyarakat di tempat-tempat termiskin dan paling telantar di dunia untuk membasmi pertahanan terakhir penyakit ini hingga tuntas. Larva cacing guinea hidup di dalam tubuh kutu air. Ketika manusia meminum air yang mengandung kutu air, sistem pencernaan kita membinasakannya, namun tidak mematikan larva cacingnya yang terus berkembang menjadi dewasa. Cacing jantan akan mati setelah kawin di dalam tubuh manusia, sementara betinanya terus membesar dalam waktu singkat—pertumbuhannya kira-kira mencapai lebih dari dua sentimeter tiap pekan.
Dalam waktu setahun cacing ini perlahan-lahan mengeluarkan diri dari tubuh manusia yang dihuninya dengan menjulurkan kepala terlebih dahulu di bagian bawah kaki atau lengan manusia yang menjadi korban. Proses ini menyebabkan nyeri luar biasa. Luka bekas lubang keluarnya cacing ini akan membesar sesentimeter demi sesentimeter dan begitu menyakitkan. Sering kali penderita terburu-buru mencari sumber air untuk merendam luka mereka.
Ketika cacing guinea yang masih berada di dalam tubuh manusia itu merasa dekat dengan air, ia akan melepaskan ribuan larva yang kemudian dimakan kutu air. Dan lingkaran ini terus berlanjut. Pada era 1900-an, cacing guinea ditemukan di sebagian besar wilayah Afrika dan Timur Tengah, Asia Tengah dan Selatan.[12]
Cacing Guinea

(http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Drac_life_cycle.gif)

Siklus Hidup Dracunculus medinesis

 

h.      Strongyloides stercoralis
Jenis cacing ini membahayakan bagi bayi karena dapat ditularkan melalui ASI. Strongyloides stercoralis hidup pada daerah beriklim tropis dan subtropics. Hanya cacing betina dari jenis ini yang hidup sebagai parasit di usus manusia, terutama di duodenum dan juojenum.
Telur menetas di kelnjar usus, kemudia keluar bersama feses dalam bentuk larva rhabditiform. Larva ini akan berubah menjadi larva filariaform apanila sudah berada di tanah. Namun demikian, larva filariaforn bisa juga terbentuk di dalam usus sehingga terjadi injfeksi yang disebut autoinfeksi interna. Ada tiga tipe strongiloiddiasis yaitu tipe ringan, tipe sedang, dan tipe berat. Tipe ringan tidak memberikan gejal apa-apa. Pada tipe sedang, dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, umumnya gejala di usus. Jika sudah pada tipe atau infeksi berat, penderita mengalami gangguan hampiar di seluruh sistem tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.
(pengobatan-penyakit.blogspot.com)
Strongyloides stercoralis
i.        Onchocerca volvolus
Cacing Onchorchea vorvolus jantan berukuran 2-3 cm 9panjang), sedangkan ukuran cacing jauh lebih besar yaitu 60 cm(panjang). Cacing ini dewasa di jaringan subkutan. Larva microfilariae berukuran 300x 8 mikrometer yang dihasilkan sekitar 1000-3000 dihasilakan per hari. Cacing dewasa dapat hidup selama 10-15 tahun. Cacing ini menyababkan onchocersiasis(river blindness) yang dapat menimbulkan kebutaan dan kerusakan kulit (lesi, depigmentasi). Penyakit ini disebarkan oleh black fly (Simulium damnosum). Daerah penyebaran cacing ini adalah Afrika. Diperkirakan 78 juta orang beresiko onchocercis dengan 300.000 orang mengalami kebutaan.
(marhendraputra.co.cc)
Siklus Hidup Onchocerca volvolus

j.        Loa Loa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Nemathelmynthes
Kelas               : Nematoda
Order               : Spirurida
Superfamili      : Filarioidea
Keluarga          : Onchocercidae
Genus              : Loa
Spesies            : Loa loa
Cacing ini hidup pada mata manusia. Tidak menimbulakan kebutaan tapi menyebabkan rasa sakit ketika cacing malintasi mata. Loa loa (Cacing mata). Loa loa filariasis (juga dikenal sebagai loaiasis, Calabar swelling, Fugitive swelling, Tropical swelling dan Afrika eyeworm) penyakit mata yang disebabkan oleh cacing nematoda, loa loa.
Morfologi
  1. Cacing dewasa hidup dalam jaringan sub kutan,
  2. betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm
  3. jantan 30-34 mm x 0,35-0,43 mm. Cacing
  4. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari (diurna).
  5. Pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah paru-paru.
(crocodilusdaratensis.wordpress.com)
Cacing Loa loa pada mata
Gejala klinis
1.      Menimbulkan gangguan di  konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan:
2.      iritasi pada mata,
3.      mata sendat, sakit,
4.      pelupuk mata menjadi bengkak.
5.      Pembengkakan jaringan yang  tidak sakit
6.      ensefalitis[13]
D.    Nematoda pada Hewan
a)      Kuda   : Oxyuris equi(Usus besar), Habronema megaastoma (usus kecil)
b)      Sapi     : Bunostomum triganocephalum(usus kecil)
c)      Babi     : Ascaris suum (usus kecil)
d)     Ayam              : Ascaridia gili (usus kecil)
e)      Anjing  : Toxocara canis(usus kecil)[14]
E.     Nematoda pada Tumbuhan
Nematoda yang menyerang tanaman sudah banyak dilaporkan di Indonesia, diantaranya adalah nematode buncak akar (meloydogyne incognita, M. javanica, M. halpa; nematode pelubang akar (Rhodoplus similis) dan nematode luka akar (Pratylenchus brachiurus). Pratylenchus sp. Merupakan nematode endoparasit yang berpindah-pindah dan merusak akar. Nematoda luka akar (Pratylenchus sp.) adalah nemaroda yang dapat menyebabkan kerusakan berbagai tanaman penting seperti nanas, jeruk, kentang, tembakau, kapas, jagung, pisang, kopi, apel, ubijalar, the, alpukat, kacang, dan strawberry. Contoh nematode yang lain adalah Heterodera radicicola, yang hidup pada akar dan mengganggu penyerapan air.
(agronomismkn1simpangempat.blogspot.com)
Nematoda yang Merusak Tumbuhan

F.     Nematoda yang Hidup Bebas
Nematoda yang hidup bebas bersifat karnifora, memakan fungi, alga, bakteri, atau materi yang telah membusuk, memegang peranan penting dalam proses pembusukan dan daur ulang nutrient. Contoh Nematoda yang hidup bebas adalah Caenorhabditis elegans (mudah ditemukan di laboratorium), dan menjadi organism riset model dalam biologi perrkembangan.

 
Caenorhabditis elegans
G.    Pencegahan Infeksi Nematoda
Untuk mencegah infeksi nematoda parasit berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan :
1.      Mengobati penderita dan massa.
2.      Pendidikan kesehatan pribadi dan lingkungan.
3.      Menjaga kebersihan makanan atau memasak makanan dengan baik.
4.      Memakai alas kaki bila berjalan di tanah (untuk mencegah infeksi cacing tambang dan strongiloidiasis).
Pembuatan MCK yang sehat dan teratur.[15]


[1] Sumiyati Sa’adah.Materi pokok Zoologi Invertebrata: hal 80
[2] Campbell.Bab 33: Invertebrata :hal 221
[3] Zoologi dasar. Hal: 87
[4] Sumiyati Sa’adah.Materi pokok Zoologi Invertebrata: hal 81
[5] http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/nematoda-usus.html
[6] http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/nematoda-usus.html
[7] Sumiyati Sa’adah.Materi pokok Zoologi Invertebrata: hal 86
[8] http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/nematoda-usus.html
[9] http://www.indonesiaindonesia.com/f/11507-trikuriasis/
[10] http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/nematoda-usus.html
[11] http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/Trichinellosis.htm
[12] http://aneh22.blogspot.com/2009/08/mengenal-cacing-guinea.html
[14] Sumiyati Sa’adah.Materi pokok Zoologi Invertebrata: hal 80
[15] http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/nematoda-usus.html

2 komentar: